Laman

Minggu, 24 Desember 2017

The Last Book

Ketika kamu berkata ingin hidup tanpa aku. Aku tercengang. Sejak itu hidupku berakhirlah sudah. Sudah tak bisa diulang lagi!

sumber gambar: ultimacodex.com


Embun belum menguap atau mengirim pesan akan kembali lagi besok atau tidak sama sekali, ketika sebuah perburuan besar-besaran terjadi di tahun modern termegah abad ini. Aku terus berlari melewati sederetan kayu-kayu yang telah menjadi rak reot semenjak Tuanku meninggalkanku. Maka hari ini, aku menyadari satu hal bahwasanya aku harus menemukan tangan yang akan melipat tubuhku dengan lembut, mewarnai pesan-pesan pentingku dengan spidol atau memberiku stempel hak milik seperti hari-hari kemarin.
Persetan dengan negeri ini. Harusnya aku pergi saja sejak kemarin, sebelum berakhir seperti mereka yang telah musnah terbakar, atau terburai ke sembarang tempat seperti gunung yang tercabik isinya. Tidakkah mereka menyadari, bahkan pena menjadi bukan pena jika tak ada aku!
Apa mereka lupa kalau aku ini jendela dunia? Bukan. Aku bahkan bukan hanya jendela. Tapi aku adalah gerbang. Aku yang akan menunjukkan betapa kayanya mereka. Jika saja mereka mengingat sejarah dulu, orang-orang hanya bisa membaca melalui media batu dan kulit. Meski mereka begitu ingin memilikiku. Tapi tetap saja tak bisa. Hanya bangsawan dan orang-orang kaya yang bisa memiliki aku. Tapi kenapa sekarang mereka ingin menghancurkan aku?
“Periksa sekali lagi!” teriak seorang lelaki berseragam setelah kaki besarnya menendang pintu. Lelaki itu pasti Albana, pemimpin mereka. Dengan ngeri, aku menyembunyikan tubuhku di belakang lemari. Tubuhku gigil sampai ke tulang.
“Tidak ada lagi, Bos!” seorang pemuda bermata almond mendekat sambil memberi hormat.
“Kau yakin?”
Pemuda itu mengangguk. Albana menyeringai, disusul tawa dengan ritme yang berubah menjadi keras.
“Bagus! Bagus! Dengan begitu, Tak ada lagi yang perlu ditakutkan!”
Albana tertawa keras sekali. Aku semakin dalam bersembunyi. Aku merasa lega sampai sepasang mata itu melihat keberadaanku. []


*yuhuuu*

1 komentar: