Laman

Selamat Datang

"Perempuan dan sastra itu sama. Sama-sama bisa menyembunyikan apa yang ingin disembunyikan."

Senin, 29 Oktober 2012

Virus Ukhuwah

-MENGELUHKKAN SAHABAT-   =,=a

Ada suatu masa ketika seorang Guru berkata di antara murid-muridnya yang tengah bercengkerama.
A : "Melakukan kebaikan jangan di tunda-tunda.."
C : "nah, tuh ukh,,! (menyenggol siku A) "nikah jangan di tunda-tunda.."
A : GLEK. "huu Guayane sik wes nikah. ngece-ngece wae.."
B : "hahaha... traktir ana jangan di tunda-tunda, yo tak Ukhti E?"
E : "Traktir? ulaaah..!"
C : "Haha" Tiba-tiba Guru : "Saudari saya pernah memberi saya sebuah artikel tentang ukhuwah.."
C : "Isinya apa Cik Gu?"
D : (mulai mengubah posisinya)
E : "...." Guru : "Saya ceritakan ya.." 
Semua : "Ya ya Cik Gu!"
Guru : "Dijelaskan dalam artikel, ada dua akhwat yang saling mencintai. salah satu dari mereka mengajak saudarinya ke dalam sebuah permainan. ia memberi 2 lembar kertas untuk dirinya dan saudarinya. aturan permainannya adalah mereka harus saling menulis tentang saudarinya di selembar kertas. "ana ingin tahu.. bagaimana ana di hadapanmu selama ini, bagaimana ana di hadapan orang lain selama ini. maka tulislah keluhan2 anti mengenai ana." kata akhwat tersebut. saudarinya berkata, "hm..baiklah..". Dan di mulailah permainan itu.. mereka saling membelakangi dan mulai berkutat dengan kertas masing-masing."
D : "Terus cik Gu?" Guru : "terus ya? setelah berjanji tidak akan ada yang marah, mereka saling bertukar kertas keluhan.."
....................
Guru : "Akhwat pertama perlahan membuka kertas keluhan tentang dirinya, tapi sesaat kemudian ia terkaget. di kertas itu ia menemukan betapa banyak keluhan saudarinya tentang dirinya. "Egois.. Tidak perhatian.. Keras kepala.. dll..". "Begitukah aku di matamu ukhti?" batinnya sedih. sejenak ia menitikkan air mata, lalu menghapusnya secepat yang ia bisa. Kembali tersenyum.
E : "lalu, akhwat kedua.?
Guru : "Akhwat kedua membuka kertas keluhan miliknya, jantungnya berdegup. tapi ia justru lebih kaget..."
C : "Why toh cik Gu?"
Guru : "kertas keluhan miliknya kosong. tidak ada tulisan apapun."
B : "mungkin saudarinya sholehah bgt tuh!" Guru : "bukan.." A : "atau saking banyaknya keluhan, jd ga tega buat?"
Guru : "ngawur.."
D : "oh, tinta penanya abis tuh cik Gu."
Guru : "Makin ngawur.."
Guru : "bingung ya? iya, akhwat ini juga bingung, kebingungan yg akhirnya membuat dia bertanya pada saudarinya, "Ukhti, kok kertas keluhan ana kosong, kenapa?" katanya heran pada saudarinya. saudarinya berkata, "sengaja ukhti.. :)". tanya lagi, "Iya, tapi alasannya?". Akhirnya.. setelah beberapa saat, saudarinya berkata, "ukhti.. seperti apapun anti, bagaimanapun anti memperlakukan ana.. bagi ana, itu sebagai bahan pembelajaran dari Allah untuk ana."
..............
semua : TERCEKAT
B : "hah? maksudnya cik Gu?"
A : "jelaskan cik Gu..bahan pembelajaran?"
Guru : "Kita minta kesabaran, Allah berikan cobaan.. begitu cara Allah mendidik kita, sama kayak kisah tadi.. Allah mengajari kita bagaimana cara menghadapi sosok yang...hm, egois misalnya, dengan cara memberi 'orang bersifat egois' di kehidupan kita. dengan cara itulah, Allah mengajari kita. kalau tidak seperti itu, bagaimana kita bisa tau.."
C : "lah, tapi kan si akhwat tadi cuma di pinta sebutin keluhan2 cik Gu, kan bukan berarti dia ga bersyukur dg saudarinya.."
D :"ngggggg...." (berpikir keras)
E : "hm,, tunggu2, ana sedang mencoba menyelami perasaan si akhwat ini."
Guru : "loh, hm.. belum mengerti ya? iya, memang agak 'berat'..
D : "ngggg......"
Guru : "InsyaAllah, Butuh pemahaman yang tinggi untuk mengerti dia. sudah, jangan di paksa mengerti, suatu hari nanti semoga ngerti."
D, E : "ooh! ngerti cik Gu! ngerti!"
A, B, C, : "Hah, jelaskan!"

dan... cerita pun berlanjut..